Apa itu Grade Kopi. Kopi adalah salah satu komoditas yang telah dibudidayakan lebih dari 50 negara di dunia. Dari sekian banyak biji kopi yang diperjual belikan di pasaran, hanya terdapat 2 jenis biji kopi yang menjadi spesies utama, yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Kopi – kopi tersebut memiliki keistimewaannya masing – masing dan mempunyai pangsa pasarnya tersendiri. Mungkin kalian belum mengetahui mutu dari sebuah biji kopi akan sangat berpengaruh terhadap nilai atau harga jual dari komoditi kopi. Maka dari itu menentukan grade kopi atau standar mutu sebuah biji kopi menjadi sangat penting.
Pengertian Grade Kopi
Grade kopi itu sendiri merupakan standar mutu sebuah biji kopi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Badan Standar nasional atas sebuah biji kopi yang sudah diperjual belikan di Indonesia dengan Standar Nasional Indonesia. Grade kopi atau standar mutu sebuah biji kopi yang beredar atau diperjual belikan telah diklasifikasikan atas 6 kelas yang berbeda terlepas dari jenis kopi arabika atau robusta dan grade 4 kelas yang dibagi atas kelas 4a dan 4b untuk jenis kopi.
Sejak tahun 1984/1985 penentuan grade kopi untuk standar mutu perdagangan kopi sudah didasari oleh sistem penilaian cacat pada biji kopi yang telah digunakan secara nasional. Sistem penilaian ini dibuat untuk menggantikan sistem penilaian mutu sebuah biji kopi berdasarkan trase. Penentuan grade kopi tersebut telah diperbaharui dengan diterbitkannya SNI tentang biji kopi yakni SNI 01-2907-2008 atau revisi dari SNI 01-2907-1999 mengenai biji kopi.
Didalam sistem penilaian cacat tersebut, semakin banyak nilai cacatnya sebuah biji kopi maka mutu dari kopi akan semakin rendah dan sebaliknya apabila semakin kecil nilai cacat dari kopi maka mutu dari kopi semakin baik.
Pada tahun 2002, International coffee organization (ICO) mengadakan sebuah sidang yang menghasilkan resolusi ICO 407 tentang adanya larangan yang tegas atas perdagangan kopi dengan mutu yang rendah dan program perbaikan mutu kopi yang mulai efektif diberlakukan sejak 1 oktober 2002.
Mengetahui standarisasi minimum di dalam resolusi ICO 407, yaitu:
- Kopi Arabika: penilaian cacat maksimal 86/300 gram sampel menurut Standarisasi mutu Brazil/ New York.
- Kopi Robusta: penilaian cacat maksimal 150/300 gram sampel menurut standarisasi mutu Indonesia/Vietnam.
- Kandungan kadar air sebuah biji kopi: maksimal 12,5% yang berdasarkan metode ISO 6673
Cara Menentukan Standar Mutu
Bagaimanakah cara menentukan standar mutu biji kopi? Standar mutu biji kopi dapat dibedakan berdasarkan hal – hal sebagai berikut:
- Jenis Mutu
- Syarat Mutu
- Cara Pengambilan Sampel
1. Jenis Mutu
Ada 4 tahapan untuk dapat menentukan jenis mutu sebuah kopi yakni:
1a. Berdasarkan jenis kopi
- Kopi arabika
- Kopi robusta
- Kopi jenis lainnya
1b. Berdasarkan cara pengolahannya
- Cara pengolahan kering (Dry process /DP)
- Cara pengolahan basah ( Wet Process/ WP)
1c. Berdasarkan nilai cacat kopi
- Grade 1 : total nilai cacat maksimal 11
- Grade 2 : total nilai cacat maksimal 12-25
- Grade 3 : total nilai cacat maksimal 26-44
- Grade 4a : total nilai cacat maksimal 45-60
- Grade 4b : total nilai cacat maksimal 61-80
- Grade 5 : total nilai cacat maksimal 81-150
- Grade 6 : total nilai cacat maksimal 151-225
1d. Kriteria penentuan nilai cacat kopi
- 1 biji berwarna hitam = nilai cacat 1
- 2 biji hitam sebagian = nilai cacat 1
- 2 biji hitam pecah = nilai cacat 1
- 1 husk kopi = nilai cacat 1
- 4 biji berwarna coklat = nilai cacat 1
- 1 husk ukuran besar = nilai cacat 1
- 2 husk ukuran sedang = nilai cacat 1
- 5 husk ukuran kecil = nilai cacat 1
- 10 biji berkulit ari (robusta WP) = nilai cacat 1
- 2 biji berkulit tanduk = nilai cacat 1
- 5 kulit tanduk ukuran sedang = nilai cacat 1
- 10 kulit tanduk ukuran kecil = nilai cacat 1
- 5 biji pecah = nilai cacat 1
- 5 biji muda = nilai cacat 1
- 10 biji berlubang satu = nilai cacat 1
- 5 biji berlubang lebih dari Satu = nilai cacat 1
- 10 biji tutul – tutul (WP) = nilai cacat 1
- 1 ranting, tanah, batu ukuran besar = nilai cacat 5
- 1 ranting, tanah, batu ukuran sedang = nilai cacat 2
- 1 ranting, tanah, batu ukuran kecil = nilai cacat 1
2. Syarat Mutu
2a. Pengolahan Basah (Wet Process/WP)
- Kadar air pada kopi maksimal kurang lebih 13% (bobot/bobot)
- Kadar kotoran berupa ranting, tanah, batu dan benda asing lainnya 0,5% (bobot/bobot)
- Bebas dari serangga hidup
- Bebas dari biji berbau busuk, berbau kapang dan bulukan
- Biji yang tidak lolos ayakan 3*3 mm (8 mesh) dengan maksimum lolos 1% (bobot/bobot)
- Untuk dapat disebut biji berukuran besar, harus memenuhi persyaratan tidak lolos ayakan dengan ukuran 5,6*5,6 mm (3,5 mesh) dengan maksimum lolos 1% (bobot/bobot)
2b. Pengolahan kering (Dry Process/DP)
- Kadar air maksimum kurang lebih 12% (bobot/bobot)
- Kadar kotoran berupa ranting, tanah, batu dan benda asing lainnya 0,5% (bobot/bobot)
- Bebas dari serangga hidup
- Bebas dari biji berbau busuk, berbau kapang dan bulukan
- Ukuran jenis biji kopi untuk robusta dibedakan menjadi :
- Biji ukuran besar (L), tidak lolos ayakan lubang bulat ukuran diameter 7,5mm dengan maksimum lolos 2,5% (bobot/bobot)
- Biji ukuran sedang (M), lolos ayakan lubang bulat ukuran diameter 7,5mm ,tetapi tidak lolos lubang bulat ukuran diameter 6,5mm dengan maksimum lolos 2,5% (bobot/bobot)
- Biji ukuran kecil (S), lolos ayakan lubang bulat ukuran diameter 7,5mm, tetapi tidak lolos lubang bulat ukuran diameter 5.5mm dengan maksimum lolos 2,5% (bobot/bobot)
Untuk jenis kopi robusta tidak ada persyaratan mutu di dalam pengolahannya,
Cara pengambilan sampel
Pada cara pengambilan sampel atau contoh kopi, prosesnya diambil secara acak sebanyak akar pangkat 2 dari jumlah karung. Kemudian dari jumlah tiap karung yang terpilih akan diambil kembali secara acak bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah, sehingga diperoleh biji kopi sebanyak 10 kg. Dari proses pengambilan sampel inilah kemudian dapat menentukan jenis mutu kopi. Begitulah proses – proses menentukan grade kopi yang terbaik dan berkualitas demi dapat menghasilkan mutu kopi yang sesuai dengan standarisasi.
Demikian artikel tentang apa itu grade kopi dan bagaimana cara menentukan grade kopi tersebut. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Sharing yuk di kolom komentar.
Terima Kasih.
Salam kopi
Pencerahan keren
Terima kasih pak.
Sangat membantu memahami standarisasi nasional pada grade kopi di Indonesia pada umumnya,harapannya agar seluruh masyarakat pada umumnya dan para prosessor bisa menaikkan nilai kopi yang diolahnya agar selalu mendapat kesuksesan dri penjualan kopi yang berkualitas
Terima kasih. Silakan share artikelnya jika dirasa bermanfaat. Salam kopi.